Kamis, 24 Mei 2012

Yang Perlu Diperhatikan Jika Kepingin Pelihara Hewan Kesayangan



Banyak orang mengaku penyayang binatang. Namun, Drh C Koesharyono, seorang dokter hewan senior di Jakarta, melihat kenyataannya banyak yang tak siap dengan tanggung jawab perawatan hewan. Label 'penyayang binatang' kerap ditempelkan hanya pada seseorang yang memelihara banyak binatang.

Padahal, jelas Koesharyono, menyayangi binatang tak sekadar memberi makan, menyisiri, dan membelai-belai. ''Tetapi juga memperhatikan kesehatannya,'' katanya.

Ada beberapa hal yang harus diperhitungkan jika Anda ingin memelihara binatang rumahan. ''Pertama, lihat kantong,'' ujar pria kelahiran Yogyakarta tahun 1938 ini. 

Ada jenis binatang yang lumayan menghabiskan banyak uang untuk makanannya. Tapi, yang membuat orang abai pada pemeliharaan kesehatan adalah mahalnya biaya vaksinasi dan obat-obatan. Jangan sampai diam-diam Anda memelihara binatang yang mengidap penyakit rabies atau toksoplasmosis. Abai terhadap kesehatan binatang peliharaan sebenarnya amat membahayakan seisi rumah, bahkan juga orang lain. Itulah sebabnya Anda perlu memberi vaksinasi secara teratur.

Bila untuk tahap pertama ini Anda sudah memutuskan mampu menghidupi binatang, Koesharyono menyarankan agar melihat kondisi rumah. Berapa luas bangunan dan halaman Anda? ''Bila rumah tipe 21 dan tak berhalaman, jangan pilih binatang besar,'' kata mantan sekjen PB Persatuan Dokter Hewan Indonesia ini. 

Binatang rumahan yang kecil seperti kucing mungkin tak terlalu berpengaruh. Tetapi, bila binatang luar rumah yang gemar berlari amat membutuhkan ruang gerak. ''Pemiliknya harus siap mengajak jalan-jalan setiap hari,'' ujar dokter tamatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini.

Bila Anda seorang Muslim yang ingin memelihara anjing hendaknya pahami benar hukum dalam Islam tentang binatang ini. Dalami pula seluk-beluk fiqih yang berkaitan dengan pensucian najis dari air liur anjing.

Tak cuma itu. Bila ingin memiliki anjing, sebaiknya pemilik binatang pun harus mengerti peraturan sehubungan dengan pemilikan binatang. Misalnya, bila memiliki anjing harus punya pagar tertutup, bila anjing keluar dari pagar harus diikat dengan tali maksimal dua meter.

Pertimbangkan pula masalah tetangga. Jangan sampai hewan peliharaan mengganggu tetangga. Koesharyono pernah kedatangan seseorang yang meminta pemotongan pita suara empat anjing doberman peliharaannya. Pasalnya, dibanding jenis lainnya doberman amat gemar menggonggong sehingga mengundang protes tetangga. ''Tapi, saya menolak. Itu menyiksa binatang. Seharusnya sebelum memutuskan memelihara doberman dia memperhitungkan risiko itu,'' kata Koes yang mengaku tak tergoda pendapatan Rp 2 juta dari operasi pita suara tiap ekor anjing itu.

Perhitungkan pula siapa saja yang ada di rumah dan tenaga yang bisa merawat hewan di rumah. Perhitungkan pula penghuni rumah yang bisa terancam bahaya dan dapat menimbulkan bahaya pada binatang. Sebagai contoh, Koesharyono mengaku geram terhadap seorang bapak muda yang membawa seekor anjing golden retriever berumur 1,5 bulan dengan kondisi semua tulang kakinya lepas dari persendian. Apa yang terjadi? ''Anaknya yang berumur 4 tahun suka menarik kaki anjing itu dan mengayun-ayunkannya seperti boneka,'' katanya,''Seharusnya dia bisa memisahkan keduanya.''

Bila semua pertimbangan ini sudah dijalani, Koesharyono menyarankan untuk sekali lagi menanyakan pada hati nurani sendiri: Siapkah saya memelihara binatang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar