Selasa, 29 Mei 2012

Sistem Angin

Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan
menjadi:


1) Angin Pasat dan Angin Antipasat
Angin pasat terdiri atas angin pasat tenggara yang bertiup
di belahan Bumi selatan dan angin pasat timur laut yang
bertiup di belahan Bumi utara. Angin pasat bertiup tetap
sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju
daerah ekuator (khatulistiwa). Angin antipasat
adalah nama lain dari angin barat, yang merupakan
kebalikan dari angin pasat. Coba perhatikan
gambar 7.13.
Angin di atas khatulistiwa yang mengalir ke
daerah kutub dan turun di daerah maksimum
subtropik. Angin ini disebut angin antipasat. Di
belahan Bumi utara disebut angin antipasat barat
daya dan di belahan Bumi selatan disebut angin
antipasat barat laut. Pada daerah sekitar lintang 20°–
30°LU dan LS, angin antipasat kembali turun secara
vertikal sebagai angin kering. Angin kering ini
menyerap uap air di udara dan permukaan daratan.
Akibatnya, terbentuk gurun di muka Bumi. Misalnya
gurun di Arab Saudi, gurun Afrika, atau gurun
di Australia.


2) Angin Muson
Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson, yaitu angin
muson barat dan angin muson timur. Bagaimana perbedaan
keduanya? 

Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober–April, saat
itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan atau
Benua Australia. Sedangkan angin muson timur bertiup pada
bulan April–Oktober, saat itu kedudukan Matahari berada di
belahan Bumi utara atau Benua Asia.


3) Angin Lokal
Angin lokal hanya dirasakan di wilayah yang relatif sempit
dan pengaruhnya tidak luas. Apa saja jenis angin lokal yang
kamu ketahui.



4) Angin Fohn
Angih fohn terjadi dalam satu rangkaian dengan
hujan orografik. Setelah angin yang membawa uap
air menaiki puncak gunung dan menurunkan hujan
pada posisi lereng gunung, kemudian angin bertiup
menuruni sisi lereng gunung di sebaliknya.
Berdasarkan gambar 7.20, coba jelaskan proses
terjadinya angin fohn dan sifat anginnya.

Angin fohn memiliki nama yang berbeda-beda di banyak
daerah. Beberapa angin fohn yang bertiup di Indonesia sebagai
berikut.


a) Angin Brubu terdapat di Sulawesi Selatan.
b) Angin Bohorok terdapat di Deli, Sumatra Utara.
c) Angin Kumbang terdapat di Cirebon, Jawa Barat.
d) Angin Gending terdapat di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa
Timur.
e) Angin Wambrau terdapat di Papua.


5) Angin yang Bersifat Dingin
Jenis angin yang bersifat dingin antara lain sebagai berikut.
a) Angin Mistral
Angin ini berasal dari pegunungan menuju ke dataran
rendah di pantai. Sebagai contoh angin yang bertiup di
pantai Laut Tengah, selatan Prancis.
b) Angin Bora
Angin bora bertiup di wilayah Balkan. Angin ini turun
dari Dataran Tinggi Balkan ke Pantai Istria dan Albania.


6) Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon dan angin antisiklon yang bertiup
di belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan
arahnya berbeda. Perhatikan gambar 7.21.
Dari gambar itu, apa yang dapat kamu amati
mengenai angin siklon dan angin antisiklon, baik
di belahan Bumi utara ataupun belahan Bumi
selatan?
Di daerah tropis, angin siklon lebih sering
terjadi di laut dan hampir tidak pernah terjadi di
sekitar khatulistiwa. Di Indonesia angin siklon
hanya terjadi di Pulau Timor, yaitu pada 11°LS.
Angin siklon memiliki kecepatan yang sangat
kuat sehingga bersifat merusak. Penyebutan angin
siklon untuk masing-masing daerah berbeda-beda.
Contoh:


a) Angin siklon di Samudra Atlantik disebut
Hurricane.
b) Angin siklon di Laut Cina Selatan disebut
Taifun.
c) Angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab
disebut Siklon.
d) Angin siklon di Amerika daerah tropis disebut
Tornado.
e) Angin siklon di Asia Barat disebut Sengkejan.
Angin antisiklon tidak kuat seperti halnya angin siklon.
Kondisi cuaca daerah yang berangin antisiklon, cerah tidak
berawan. Angin ini merupakan angin turun, sehingga lebih
panas dan lebih kering dibanding angin siklon.


7) Daerah Konvergensi Antartropik (DKAT)
Daerah Konvergensi Antartropik (DKAT) merupakan
daerah pertemuan antara angin pasat tenggara dan angin pasat
timur laut atau disebut equator thermal. Daerah ini ditandai
dengan keadaan di sekitarnya memiliki suhu tinggi. Akibat

kenaikan massa udara, wilayah DKAT terbebas dari angin
topan dan dinamakan Doldrum atau daerah tenang
khatulistiwa (equatorial calm). DKAT selain sebagai tempat
terbentuknya konvergensi massa udara naik, juga sebagai
pembentuk awan yang menimbulkan hujan lebat.



Pengaruh DKAT di Indonesia, yaitu:


a) Menyebabkan hujan frontal dan hujan zenit.
b) Penguapan tinggi, karena suhu tinggi dan laut Indonesia
sangat luas.
c) Garis DKAT terbentuk karena suhu udara di sekitar
khatulistiwa tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar