Kamis, 31 Mei 2012

Bersiap Lihat Transit Venus yang Langka

Transit Venus adalah peristiwa saat posisi planet tersebut berada di antara Matahari dan Bumi sehingga akan tampak sebagai titik hitam yang bergerak di muka Matahari. Kejadian alam yang langka ini akan terjadi 6 Juni 2012 mendatang.

Mengapa langka? Transit Venus terjadi hanya dua kali dalam satu abad. Uniknya, antara transit pertama dan kedua jaraknya 8 tahun, namun peristiwa berikutnya harus menunggu lebih dari seabad, 121 tahun atau 105,5 tahun tergantung periodenya.



Transit Venus terakhir kali terjadi tahun 2004 dan berikutnya akan terjadi 6 Juni 2012. Setelah itu, baru tahun 2117 transit Venus akan kembali terjadi.

Artinya transit Venus mendatang pada 6 Juni 2012 mungkin kesempatan terakhir bagi sebagian besar orang yang hidup saat ini untuk menyaksikannya kecuali berumur panjang lebih dari 100 tahun.

Muhammad Rayhan, Ketua Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) mengatakan, Venus yang memiliki periode revolusi mengelilingi Matahari rata-rata sekitar 200 hari sementara Bumi yang 365 hari memang akan selalu pada posisi sejajar setiap 19 bulan yang jatuh Juni atau Desember.

Namun, tidak setiap kalau terjadi transit Venus. Hal ini karena orbit Bumi dan Venus punya perbedaan sekitar 3,4 derajat. Posisi sejajar dan lurus hanya terjadi berulang dengan periode 8 tahun, 121 tahun, 8 tahun, dan 105,5 tahun.

Transit hanya terjadi untuk dua planet inferior atau planet dalam yakni Merkurius dan Venus. Hal ini karena kedua planet itulah yang mungkin melintas di antara Bumi dan Matahari. Sementara planet lainnya tidak mungkin terjadi transit dengan Matahari.

"Karena kedua planet di antara obit Bumi dan Matahari. Mars dan lainnya punya orbit di luar Bumi," jelas Rayhan. 



Sayangnya, pada peristiwa transit Venus tanggal 6 Juni 2012, tidak seluruh daerah yang bisa mengamatinya. Beruntung, seluruh wilayah Indonesia masuk dalam wilayah pengamatan.

Wilayah Indonesia Timur dapat mengamati peristiwa tersebut dari awal hingga akhir yang berlangsung sekitar 6 jam. Sementara wilayah Indonesia barat dapat mengamati lebih dari 5 jam.

"Sejak pertama kontak sampai selesai dari Jakarta bisa diamati mulai pukul 05.10 pagi," kata Rayhan.

Namun, karena pada saat transit dimulai Matahari belum terbit, pengamatan baru bisa dilakukan beberapa menit kemudian hingga berakhir pukul 11.00.

MENEMUKAN DAN MENULIS KEMBALI JEJAK MASA LAMPAU

Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang
selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Di samping itu
tiap-tiap wilayah di Nusantara memiliki sejarahnya sendiri.
Perjalanan sejarah yang panjang di berbagai wilayah di Nusantara
tersebut memberikan karakter pada kepribadian suatu
masyarakat, suku bangsa maupun bangsa Indonesia sekarang.
Proses sejarah pada masa lampau tersebut banyak meninggalkan
jejak-jejaknya, baik berupa artefak, dokumen, maupun pelaku atau
saksi-saksi sejarah.


Di beberapa daerah banyak ditemukan berbagai peninggalan
berupa fosil, berbagai jenis kapak batu, lukisan-lukisan pada
dinding gua, alat-alat dan senjata dari batu dan tulang serta
bangunan-bangunan megalithikum. Sampai saat ini banyak
bangunan dan tradisi megalithik yang masih menjadi bagian dari
masyarakat di Nias.


Zaman pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara yang
berlangsung selama abad ke-IV sampai dengan abad ke-XV
Masehi banyak meninggalkan peninggalan berupa bangunanbangunan
candi sebagai sumber sejarah, seperti Komplek Candi
Gedong Songo di Ungaran, Komplek Candi Dieng di Wonosobo,
Candi Borobudur, Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Sambisari
di Jawa Tengah. Di Jawa Timur juga tergolong kaya peninggalanpeninggalan
dari zaman Hindu-Buddha seperti Candi Badut,
Candi Singosari, Candi Surowono, Candi Prambanan, Candi Jabung,
Pathirtan Jolotundo, dan Pathirtan Tikus. Selain itu, zaman
pengaruh Hindu-Buddha juga banyak meninggalkan prasastiprasasti
yang sangat diperlukan oleh sejarawan untuk
merekonstruksi masa lampau.
Zaman penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia selain
banyak meninggalkan bangunan-bangunan, juga banyak
meninggalkan dokumen-dokumen arsip-arsip penting. Untuk
memperingati semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam
mencapai dan mempertahankan kemerdekaannya, banyak
dibangun monumen-monumen peringatan, seperti Monumen
Nasional di Jakarta untuk memperingati peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, di Surabaya
untuk memperingati semangat juang arek-arek Suroboyo dalam
mempertahankan kemerdekaan RI dibangun Tugu Pahlawan dan
Monumen Tugu Muda di Semarang dibangun untuk
memperingati peristiwa Pertempuran Lima Hari di kota tersebut.
Dalam upaya menulis kisah sejarah dari jejak-jejak di masa
lampau dipilih topik untuk membatasi objek penulisan. Topik

yang dipilih hendaknya merupakan topik yang dapat dikerjakan
dalam waktu dan biaya yang tersedia. Topik tersebut hendaknya
sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terlalu luas atau terlalu
sempit. Pemilihan topik hendaknya juga didasarkan pada
kedekatan emosional dan kedekatan intelektual.

Pencemaran Tanah

Pernahkah Anda melihat tumpukan limbah pada tempat limbah atau
pembuangan limbah akhir? Berton-ton limbah yang dihasilkan masyarakat
ini dapat menyebabkan pencemaran tanah.


Pencemaran tanah ini dapat disebabkan oleh bahan-bahan, seperti limbah
plastik, botol kaca, kaleng, zat kimia, dan logam-logam berat (Gambar 7.33).
Akibat dari pencemaran ini dapat mengganggu organisme tanah, bakteri
yang berguna bagi fiksasi nitrogen sehingga mengubah komposisi tanah.
Pencemaran tanah ini pun memengaruhi kandungan air tanah secara
langsung. Biasanya beberapa jenis bakteri dan bahan partikel lainnya yang
mencemari permukaan tanah dapat tersaring sehingga air tanah menjadi

cukup bersih. Akan tetapi, jika pencemarannya sangat berat dan melebihi
kapasitas filtrasi tanah, polutan tersebut akan mencemari air tanah dan sulit
untuk diperbaiki.


Bioaccumulation juga dapat terjadi pada organisme tanah.Organisme
tanah, seperti cacing dapat menyerap polutan logam berat dalam kadar yang
cukup besar. Melalui rantai makanan, hal ini dapat menyebabkan
biomagnification dan dapat berujung pada manusia.

Pencemaran Udara

Pernahkah Anda melihat asap kendaraan, asap pabrik,
dan asap pembakaran limbah? Semua itu merupakan salah satu contoh
pencemaran udara. Mungkin jika Anda melihat hanya satu atau dua orang
menggunakan kendaraan bermotor yang mencemari udara, Anda akan
berpikir hal tersebut biasa-biasa saja dan tidak akan menyebabkan perubahan
pada lingkungan. Akan tetapi, apa yang terjadi jika terdapat seratus
kendaraan? Seribu kendaraan, seperti di kota-kota besar? Jutaan kendaraan
di seluruh dunia?


Udara yang dihirup manusia harus udara bersih. Bayangkan jika Anda
menghirup karbon monoksida, Anda bisa mati. Sebab, gas tersebut di dalam
tubuh bersifat mengikat darah, sehingga darah dalam tubuh dapat teracuni oleh
gas karbon monoksida (CO) ini.


Apa yang terjadi jika CO2 di udara meningkat? Peningkatan CO2 dapat
menyebabkan pemanasan bumi melalui efek rumah kaca (green house effect). 
Efek rumah kaca terjadi karena gas CO2 yang lebih ringan
dari udara, melayang di udara, berkumpul, dan membentuk suatu lapisan.
Cahaya matahari menembus atmosfer dan memantul pada permukaan bumi
untuk kembali ke luar angkasa. Proses ini menimbulkan energi panas di
atmosfer bumi. Panas tersebut dapat dikeluarkan melalui atmosfer. Namun,
adanya lapisan CO2 menyebabkan energi panas memantul kembali ke bumi,
begitu juga dengan cahaya. Hal ini menyebabkan panas bumi meningkat
dan disebut dengan pemanasan global (global warming). Akibat lebih jauh

dari pemanasan ini antara lain naiknya permukaan laut karena melelehnya
gunung-gunung es di kutub bumi, hilangnya pulau-pulau kecil, dan perubahan
iklim dunia. Untuk menanggulanginya dapat dilakukan dengan pengurangan
penggunaan barang-barang yang menghasilkan karbon dioksida yang tinggi,
seperti penggunaan kendaraan bermotor.

Pembakaran lain seperti pembakaran batu bara, dapat menyebabkan
hujan asam (acid rain). Batu bara, dengan kandungan sulfurnya yang tinggi,
menyebabkan kandungan SO2 di udara meningkat. Jika bergabung dengan
uap air, akan menghasilkan uap H2SO4 yang turun ke bumi dalam bentuk
hujan asam. Hujan asam dapat membunuh tanaman, merusak nutrisi tanah,
dan mengganggu fiksasi nitrogen oleh bakteri. Hujan asam yang jatuh ke
danau dan sungai dapat membunuh ikan. Selain itu, dapat menyebabkan
kerusakan pada bangunan, batu, dan bahan logam.

Selain hal-hal tersebut, terdapat beberapa sumber pencemaran udara.
Berbagai pencemar udara yang dianggap penting adalah sebagai berikut.


a. Oksida karbon : karbon monoksida (CO) dan karbon
dioksida (CO2).


b. Oksida belerang : sulfur dioksida (SO2) dan sulfur
trioksida (SO3)



c.Oksida nitrogen : nitrit oksida (NO), nitrogen dioksida
(NO2), dan nitrogen oksida (N2O).


d. Komponen organik volatil : metan (CH4), benzen (C6H6), klorofluoro
karbon (CFC), dan kelompok
bromin.


e. Suspensi partikel : debu, tanah, karbon, asbes, logam
berat, nitrat, asam sulfat (H2SO4), dan
pestisida.


f. Substansi radioaktif : radon-222, iodin-131, dan radioisotop
lainnya.


g. Suara : dihasilkan oleh kendaraan bermotor,
pesawat terbang, kereta api, mesin
industri dan sebagainya.


Di Indonesia, kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya,
merupakan kota yang derajat pencemaran udaranya tertinggi, terutama
berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Dapatkah Anda menyebutkan
dampak yang terjadi terhadap kesehatan manusia akibat pencemaranpencemaran
yang terjadi?

Archaebacteria

Kelompok Archaebacteria merupakan organisme yang menempati daerah
yang ekstrim seperti sumber air panas dan air dengan kadar garam (salinitas)
tinggi. Para ilmuwan mengelompokkan Archaebacteria ke dalam tiga
kelompok, yaitu Metanogenik, Halofilik dan Termofilik (Start and Taggart,
1995: 352).


a. Metanogenik
Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik.
Bakteri ini memperoleh makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan H2
menjadi metana (CH4). Hidup di rawa-rawa dan danau yang kekurangan
oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain. Metanogenik juga berperan
dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak. Metanogenik merupakan
bakteri utama dalam pembentukan biogas atau gas metana. Beberapa bakteri
metanogenik bersimbiosis dalam rumen herbivora dan hewan pengonsumsi
selulosa lainnya. Contohnya Methanosarcina mazei.


b. Halofilik
Bakteri Halofilik (halo: garam, philis: suka) ini hidup pada lingkungan
dengan kadar garam tinggi dan sebagian memerlukan kadar garam 10 kali
lebih tinggi daripada air laut untuk dapat hidup. Beberapa bakteri halofilik
dapat berfotosintesis dan memiliki zat warna yang disebut bacteriorodhopsin.


c. Termofilik
Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka), Archaebacteria ini
hidup di tempat dengan suhu 60°C hingga 80°C. Beberapa bakteri termofilik
mampu mengoksidasi sulfur, seperti Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur.
Bahkan, beberapa spesies mampu hidup dekat rekahan dasar laut dengan
suhu 105°C (Gambar 2.18b).

Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan segala sesuatu di luar makhluk hidup
yang meliputi faktor fisik dan kimia. Apakah faktor-faktor abiotik
memengaruhi faktor biotik dalam ekosistem?


a. Cahaya
Sinar matahari merupakan faktor abiotik yang memengaruhi hampir
semua makhluk hidup yang ada di bumi, terutama tumbuhan dan makhluk
hidup berklorofil lainnya. Selain sebagai faktor utama dalam
fotosintesis, sinar matahari memiliki kaitan yang penting dengan faktor
abiotik lain, yaitu suhu. Sinar matahari memengaruhi adaptasi hewan dengan
adanya hewan yang melakukan aktivitas lebih banyak pada siang hari
(hewan diurnal) dan pada malam hari (hewan nokturnal). Apakah
kelelawar termasuk hewan nokturnal? Sebutkan contoh hewan diurnal.


b. Suhu
Suhu memengaruhi makhluk hidup dalam ekosistem. Pada makhluk
hidup yang motil (dapat bergerak), jika suhu lingkungan tidak sesuai, ia
dapat berpindah tempat. Hal ini dilakukan contohnya pada burung alapalap
nippon (Accipiter gularis) yang melakukan migrasi pada saat musim dingin
dari daerah Jepang menuju daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Pada makhluk hidup yang sesil (tidak dapat bergerak), misalnya pada
tumbuhan, jika suhu lingkungannya tidak sesuai, tumbuhan tersebut harus
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal tersebut
dilakukan agar dapat bertahan dan tidak mati. Contohnya, pohon jati. Pohon
ini saat suhu lingkungannya tinggi, akan beradaptasi dengan mengugurkan
daunnya yang bertujuan mengurangi penguapan.



c. Air
Air memengaruhi ekosistem karena diperlukan oleh makhluk hidup
Tumbuhan yang hidup di tempat dengan curah hujan yang
rendah, memiliki adaptasi akar yang panjang, lapisan lilin pada daun yang
tebal, dan daun yang kecil untuk mengurangi penguapan. Bagaimana ciriciri
tumbuhan yang hidup dengan curah hujan yang tinggi?
Pada hewan, ketersediaan air dapat menyebabkan hewan-hewan
bermigrasi ke tempat yang lebih banyak air. Bagi hewan atau tumbuhan
yang hidup di air, komposisi kimiawi dan kimia air sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidupnya.


d. Udara
Faktor udara erat kaitannya dengan faktor abiotik lainnya, seperti suhu
dan air. Udara yang bergerak (angin) dapat juga menjadi faktor yang
memengaruhi dalam ekosistem. Suhu udara, kelembapan, dan angin,
memengaruhi ekosistem secara bersamaan dan memengaruhi jenis makhluk
hidup yang mendiami ekosistem tertentu.


e. Topografi
Topografi atau ketinggian tempat berpengaruh langsung terhadap kadar
oksigen dan tekanan udara. Semakin tinggi suatu tempat, tekanan udara
dan kadar oksigen akan semakin berkurang. Kondisi ini sangat memengaruhi
vegetasi tumbuhan yang mampu hidup pada keadaan tersebut. Hal ini
berpengaruh juga terhadap hewan-hewan yang mampu beradaptasi pada
lingkungan tersebut.


f. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup dan media bagi makhluk hidup. 
Bagi tumbuhan, tanah merupakan substrat tempat hidup
dan sumber nutrisi. Bagi hewan, terutama hewan yang hidup di darat,
tanah merupakan tempat melakukan berbagai aktivitas hidup. Sifat-sifat
tanah seperti keasaman, tekstur, dan kandungan unsur hara sangat
memengaruhi jenis makhluk hidup yang menghuninya. Karena beberapa
tumbuhan memiliki rentang hidup pada faktor kimia yang berbeda,
beberapa spesies tumbuhan dapat digunakan sebagai bioindikator.

Rabu, 30 Mei 2012

PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN

Sejarah lisan sebenarnya telah berkembang sejak lama, Herodotus
sejarawaran Yunani pertama, telah mengembara ke tempat-tempat
yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan.
Sekitar 2400 tahun yang silam, Thucydides telah menggunakan
kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam Perang
Peloponesus antara Sparta dan Athena untuk menyusun sejarah
lisan.


Di Nusantara, para penulis hikayat juga menggunakan
metode lisan untuk memperoleh data. Ungkapan kata Shohibul
Hikayat atau menurut si empunya cerita di dalam sejarah tradisional
memberikan petunjuk bahwa bahan yang dikisahkan itu tidak
berasal dari penulis sendiri, melainkan dari orang lain dan dalam
banyak hal diperoleh secara lisan. Sumber lisan harus diperkaya
dengan dengan sumber-sumber tertulis. Penelitian lisan hanyalah
sebagai salah satu sumber yang tersedia bagi seorang sejarawan.
Sejarah lisan biasanya menceritakan suatu peristiwa sejarah dari
sumber pertama atau dari saksi mata peristiwa sejarah. Tradisi
lisan memiliki jangkauan yang lebih luas. Tradisi merupakan
kisah yang diperoleh bukan dari orang yang menyaksikan
peristiwa itu sendiri, melainkan mendengar dari orang lain atau
dari satu, dua, tiga atau lebih generasi sebelumnya. Seringkali
tradisi lisan dianggap sebagai kenangan dari kenangan. Tradisi
lisan biasanya mencakup semua aspek kehidupan berbagai aspek
kehidupan masa lampau, seperti legenda, epik, peribahasa, tekateki,
dan ungkapan. Tradisi lisan cenderung menjadi bagian dari
kegiatan para antropolog atau ahli folklor.
Sejarah lisan mempunyai kelebihan sebagai berikut:
(1) Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan
komunikasi dua arah sehingga memungkinkan sejarawan
dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas kepada
narasumber.


(2) Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena
memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi dari
semua golongan masyarakat.



(3) Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum
termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang
dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat
melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.
Di samping memiliki kelebihan, sejarah lisan juga mempunyai
beberapa kekurangan atau kelemahan sebagai berikut:


(1) Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah
terhadap suatu peristiwa.


(2) Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam
hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang
pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan
menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses
wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut
pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah
terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.
Perbedaan sudut pandang dari beberapa pelaku sejarah
terhadap peristiwa yang sama dapat diambil contoh pada peristiwa
menjelang proklamasi kemerdekaan, tentang tokoh yang
mengajukan usul penandatanganan teks proklamasi. Para pelaku
sejarah tersebut, yaitu Ahmad Soebardjo, Bung Hatta, dan B.M.
Diah. Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI berlangsung.
Demikian juga Bung Hatta dalam memoirnya, juga mengatakan
bahwa Soekarnilah yang mengusulkan agar Bung Karno dan Bung
Hatta yang menandatangani Proklamasi itu, sedangkan B.M. Diah
yang juga menyaksikan peristiwa tersebut mengatakan bahwa
yang mengusulkan itu adalah Chaerul Saleh, setelah berunding
dengan B.M. Diah. Sukarni menolak isi Proklamasi buatan
Soekarno, Hatta, dan Soebardjo karena dianggap kurang
revolusioner, sedangkan yang mengusulkan agar Proklamasi itu
ditandatangani hanya oleh Soekarno-Hatta adalah Chaerul Saleh
sehingga baik Ahmad Soebardjo maupun B.M. Diah memiliki
pendapat yang berbeda mengenai hal yang sama.
Untuk mendapatkan data yang seimbang mengenai suatu
peristiwa sejarah maka penelitian sejarah lisan harus dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan berbagai golongan yang
terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam praktik wawancara
sejarah lisan telah dikembangkan suatu teknik yang disebut
wawancara simultan, yakni wawancara secara sekaligus terhadap
sejumlah pelaku yang mengalami peristiwa yang sama. Dengan
cara ini dapat diperoleh dua hasil yang tidak tercapai dengan
wawancara perseorangan. Pertama, para pelaku itu akan saling
bantu mengingat-ingat pelbagai unsur peristiwa yang sama-sama
mereka alami. Ini terutama terasa apabila para pelaku sudah
berusia agak lanjut. Kedua, secara sekaligus kita dapat
mencocokkan pelbagai data yang diajukan oleh pelaku karenamenurut pengalaman, pelbagai pelaku dari peristiwa yang sama
dapat mempunyai persepsi yang berbeda-beda.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian
sejarah lisan sebagai berikut:


1. Sumber dari Pelaku Sejarah
Para pelaku sejarah adalah mereka yang terjun atau berkecimpung
langsung dalam sebuah peristiwa bersejarah. Pelaku ini memegang
peranan yang cukup penting dalam proses terjadinya kejadian
sejarah. Dengan demikian, seorang pelaku sejarah dapat
mengungkapkan segamblang-gamblangnya−sejauh yang masih
dapat ia ingat−peristiwa yang dialaminya karena ia aktif dan
mungkin cukup tahu latar belakang peristiwa. Di sinilah letak
kelebihan seorang pelaku sebagai sumber sejarah lisan.
Meski demikian, tetap saja penelitian terhadap para pelaku
sejarah dapat menimbulkan keterangan yang subjektif. Ia dapat
saja menambahkan atau mengurangi kisah yang sebenarnya
terjadi guna kepentingan pribadi atau golongan atau negaranya.
Ada beberapa hal yang sengaja disembunyikan olehnya karena
menyangkut nama baiknya. Atau mungkin pula ia memang lupa
sebagian atau detail peristiwa yang terjadi.
Contoh yang sering diungkapkan adalah peranan Letnan
Kolonel Soeharto dalam pertempuran pada masa revolusi
mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Letkol
Soeharto merupakan pelaku dari peristiwa tersebut selain
Jenderal Soedirman, Ahmad Yani, Gatot Soebroto, serta ribuan
tentara lainnnya. Puluhan foto memperlihatkan bahwa Soeharto
memang langsung terlibat dengan peristiwa revolusi fisik ketika
ibukota pindah ke Yogyakarta dari Jakarta.
Soeharto dapat menjelaskan beberapa fragmen dari peristiwa
bersejarah karena ia sendiri turun dalam medan pertempuran
melawan pasukan Belanda-Sekutu. Namun, apakah semua yang
dikisahkannya merupakan kebenaran yang mutlak? Apakahdalam kisah yang diceritakannya tidak terdapat penambahan agar
si pelaku namanya melambung dan makin harum? Segala
kemungkinan pasti tetap ada.


2. Sumber dari Saksi Sejarah
Saksi merupakan seseorang yang pernah menyaksikan atau
melihat sebuah peristiwa ketika berlangsung. Namun berbeda
dengan pelaku, saksi ini bukan pelaksana dan tidak terlibat
langsung dengan jalannya peristiwa. Ia hanya menyaksikan dan
bersaksi bahwa peristiwa tersebut ada dan pernah berlangsung.
Sama seperti para pelaku, para saksi sejarah pun dapat
mengungkapkan kesaksiannya secara tak jujur. Ia bisa menutupnutupi
atau menambahkan cerita yang sesungguhnya tak ia lihat
atau tak pernah terjadi. Bisa saja ia bersaksi sebelah pihak, berat
sebelah. Ia menceritakan kebenaran sepihak karena apa yang ia
beritakan ternyata mengagung-agungkan salah satu pihak atau
pihak-pihak tertentu. Pada kesempatan lain bisa saja saksi sejarah
ini menjelek-jelekkan pihak tertentu agar pihak yang
dipojokkannya itu namanya makin hancur.
Contoh dari keberpihakan saksi sejarah ini adalah, misalnya,
terjadi pada peristiwa hubungan Gerakan Aceh Merdeka dengan
Republik Indonesia. Saksi yang memihak GAM tentu akan
mengatakan bahwa GAM adalah pihak yang benar karena selalu
mementingkan rakyat Aceh sedangkan RI hanyalah pihak yang
pandai mengeruk kekayaan alam Aceh tanpa mampu berterima
kasih yang cukup dan layak. Sebaliknya, saksi yang pro RI pasti
mengatakan bahwa pihak RI yang benar karena melihat banyak
rakyat Aceh yang dihabisi oleh GAM.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa berita atau
keterangan dari satu atau dua orang saksi akan peristiwa sejarah,
tentunya dirasakan tak cukup. Diperlukan saksi-saksi yang lain
guna memperjelas duduk permasalahan dan detail peristiwa
sejarah yang bersangkutan. Dengan demikian, kita akan
memperoleh penjelasan yang menyeluruh tentang sebuah
kejadian bersejarah yang tengah diteliti.


3. Tempat Peristiwa Sejarah
Dalam sejarah, permasalahan tentang lokasi tempat dan waktu
peristiwa sejarah berlangsung sangatlah utama. Karena sebuah
peristiwa, baik itu sejarah atau keseharian, tentunya terikat
dengan waktu dan tempat. Tak mungkin sebuah kejadian tidak
terjadi di sebuah tempat.
Bila menentukan tempat bersejarah yang terjadi beberapa
tahun yang lalu, kita mampu melihat tempat tersebut karena
lokasinya masih ada atau seperti ketika peristiwa berlangsung.
Tempat di sini dapat berupa nama jalan, gedung, gunung,jembatan, sungai, lapangan alun-alun, desa, kabupaten, atau kota.
Gedung fisik di sini dapat berbentuk gedung kantor, rumah, hotel,
gedung parlemen, teater, bioskop, sekolah, masjid, gereja, candi,
atau istana keraton.
Sebagian lokasi dan tempat tersebut memang sudah ada yang
berubah dan rupanya tak lagi sama seperti waktu peristiwa sejarah
berlangsung. Namun, tak sedikit pula tempat bersejarah (biasanya
bangunan fisik) yang tak berbekas sama sekali, atau bila masih
ada pun hanya puing-puingnya atau pondasi dasar bangunan. Bisa
saja, bangunan tersebut dahulunya ditinggalkan penduduknya
karena suatu hal, bisa banjir, letusan gunung, gempa, longsor,
tsunami. Atau bisa saja tempat tersebut diserang oleh sekelompok
musuh, lalu bangunan tersebut dihancurkannya hingga rata
dengan tanah.
Namun, ada kalanya para ahli tak dapat menentukan di mana
letak peristiwa sejarah itu berlangsung. Ini terjadi karena tak ada
benda atau artefak yang meninggalkan jejak untuk diteliti.
Misalnya, sampai kini para ahli masih bingung di mana letak
pastinya istana Kerajaan Tarumanagara, meskipun tahu bahwa
letaknya di sekitar Jakarta-Tangerang-Bekasi. Namun, tetap saja
letak pastinya tak berhasil diketemukan. Kita hanya tahu dari
beberapa prasasti peninggalan zaman Tarumanagara bahwa
kerajaan ini terletak di sekitar Jabotabek, tak lebih.


4. Latar Belakang Peristiwa Sejarah
Di samping sumber dan lokasi, kita harus mengetahui hal-hal
yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa sejarah. Latar
belakang ini termasuk hal terpenting dalam menelusuri jalannyaperistiwa bersejarah. Ialah peletup dan penyebab peristiwa terjadi
dan berlangsung. Tanpa adanya latar belakang tak mungkin
sebuah persitiwa terjadi.
Peristiwa sejarah dapat terjadi karena faktor sosial, politik,
ekonomi, ideologi, atau kebudayaan. Peristiwa Revolusi Perancis
1789, misalnya, meletus akibat kebijakan Raja Perancis yang
mengakibatkan rakyat jelata di Perancis tertekan. Kehidupan
ekonomi mereka terpuruk, sementara kehidupan para abdi istana
bermewah-mewahan. Faktor sosial dan ekonomi pun akhirnya
sangat berpengaruh terhadap sebuah peristiwa.
Contoh peristiwa sejarah yang disebabkan oleh faktor
ideologi adalah pemberontakan partai komunis, baik di Rusia,
Cina, maupun Indonesia. Karena yakin bahwa komunisme
mampu meredam dan mengalahkan praktik kapitalisme dan
liberalisme maka para simpatisan komunis bergerak untuk
melakukan revolusi dan melawan pemerintahan atau kerajaan
yang ada. Tak jarang, dalam peristiwa perlawanan ini banyak
korban jiwa berjatuhan karena mempertahankan ideologi.


5. Pengaruh serta Akibat dari Peristiwa Sejarah
Peristiwa sejarah mau tidak mau meninggalkan akibat yang
memengaruhi kehidupan masa berikutnya. Kita tak
menginginkan, misalnya, terjadinya peristiwa tsunami di Aceh
atau gempa di Yogyakarta, namun kita tak bisa menghindarinya,
dan bencana alam tersebut telah memperlihatkan akibat serta
pengaruhnya yang hebat kepada penduduk setempat dan
masyarakat luas. Orang-orang yang tertimpa bencana tersebut
harus menerima akibat yang terjadi, seperti kehilangan sanaksaudara,
harta benda, pekerjaan, dan sebagainya.
Sebagai akibat lain dari peristiwa alam tersebut, kita serta
merta bergotong royong guna meringankan beban penduduk yang
terkena musibah alam tersebut. Kejadian alam tersebut berpengaruh (besar atau kecil) pula pada diri kita yang tidak
terkena musibah. Kita menjadi dapat lebih bersyukur, lebih arif
memandang arti kehidupan, dan menjadi dermawan.
Sebuah peristiwa sejarah mampu menjadi penyebab yang
melatarbelakangi peristiwa sejarah yang lain di kemudian hari.
Jadi, seringkali sebuah peristiwa sejarah terjadi sebagai akibat dari
peristiwa sejarah sebelumnya. Misalnya, pada kasus keruntuhan
Singasari. Runtuhnya Kerajaan Singasari mengakibatkan
munculnya kerajaan baru, yakni Majapahit.
Akibat yang muncul dari sebuah peristiwa sejarah dapat
bernilai positif dan negatif. Perang Dunia II banyak menimbulkan
korban nyawa dan materi. Namun, di lain pihak perang dunia
tersebut mampu menghentikan sepak terjang Adolf Hitler,
pemimpin Nazi Jerman yang terkenal anti Yahudi dan penyebab
meletusnya Perang Dunia II.
Begitu pula, dengan Jepang. Pengeboman terhadap kota
Hiroshima dan Nagasaki merupakan langkah yang mau tak mau
harus ditempuh oleh pasukan Sekutu Inggris-Amerika Serikat.
Dalam sekejap, pasukan Jepang yang berada di Asia Tenggara
menyerah tanpa syarat dan Perang Pasifik pun berhenti. Dengan
menyerahnya Jepang, rakyat Indonesia pun bangkit dan segera
memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945. Namun, penduduk
Hiroshima dan Nagasaki mengalami kehancuran yang begitu
parah. Orang yang selamat nyawanya pun tetap mengalami cedera
seumur hidup. Banyak di antara mereka yang mengalami gangguan
jiwa dan tekanan mental akibat letusan bom yang dasyat.
Dari uraian-uraian di atas tadi kita bisa mengambil simpulan
bahwa mempelajari dan meneliti sejarah merupakan pekerjaan
mulia. Dengan mengetahui seluk-beluk sejarah, kita akan lebih
bijak dalam melihat dan menyikapi segala peristiwa yang telah
dan sedang terjadi. Mempelajari sejarah bukan berarti kita
mengharapkan kemegahan masa lalu untuk menjelma kembali,
melainkan kita mesti menarik pelajaran yang berharga darinya.
Di samping itu, melalui penelitian ilmiah ini, kebenaran
sejarah akan terkuak tanpa campur tangan negara atau pihakpihak
tertentu. Dengan demikian, sejarah menjadi milik setiap
orang, bukan milik orang-orang tertentu yang ingin
memutarbalikkan fakta sejarah.

Myxomycotina

Myxomycotina disebut juga kapang lendir sejati. Ciri pembeda dalam
kelompok ini adalah fase somatiknya yang disebut plasmodium, yaitu massa
protoplasma yang memanjang dan mengandung banyak inti. Ukuran dan
warna Myxomycotina sangat beragam dan berubah-ubah bentuknya sewaktu
merayap di permukaan substrat tempat hidupnya. Makhluk hidup ini
memakan bakteri, spora-spora jamur serta bahan organik kecil dalam bentuk
partikel-partikel yang terdapat di tanah, daun-daun mati atau kayu yang
ditumbuhinya.


Dalam kondisi yang menguntungkan, plasmodium dapat bergerak seperti
ameba, mengambil makanan, dan ukurannya dapat bertambah. Apabila
keadaan menjadi kurang menguntungkan untuk pertumbuhan, makhluk
hidup ini dapat menjadi tidak aktif. Dalam keadaan demikian, jasad renik ini
berubah sifatnya menjadi tingkat dorman yang dinamakan sklerotum yang
tebal dan keras. Ketika keadaan lingkungan kembali menguntungkan untuk
tumbuh, maka struktur tersebut kembali menjadi plasmodium.
Kondisi lingkungan diduga juga berpengaruh terhadap awal pembentukan
spora. Proses tersebut terjadi melalui pembentukan tubuh buah
yang melepaskan spora-spora berflagela, flagela-flagela tersebut dapat
menghilang dan kemudian spora berkembang menjadi individu-individu
baru yang berplasmodium.

Sejarah Intelektual

Sejarah intelektual ialah sejarah pemikiran bersifat tematik. Bidang sejarah
intelektual ini telah lama ada pada zaman Greek yang bertumpu kepada aspekaspek
agama seperti Kristian dan Islam sebelum abad ke-19 Masehi. Konsep
sejarah pemikiran sama dengan sejarah filsafat yaitu kajian mengenai pemikiran
manusia. Namun sejarah pemikiran masih mempunyai perbedaan dari sudut
tumpuan kajian. Tumpuan kajian sejarah filsafat lebih bersifat khusus dan
dikaitkan dengan pemikiran manusia di peringkat yang tinggi. Sedangkan
tumpuan sejarah pemikiran pula lebih bersifat umum dan melibatkan tahap
pemikiran manusia di peringkat biasa dan sederhana. Dengan kata lain, apa
yang dikaji dalam sejarah pemikiran adalah merangkum gagasan-gagasan
politik, sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Dan yang
terpenting ialah adanya kesan dan pengaruh gagasan tersebut terhadap
pemikiran, tindakan dan perkembangan masyarakat manusia.



Berpikir merupakan salah satu kegiatan manusia yang sudah
dilakukan sejak manusia ada. Hasil-hasil pemikiran manusia pada
masa lampau merupakan kajian dari sejarah intelektual. Pemikiranpemikiran
yang lahir dari kegiatan manusia di masa lalu memiliki
berbagai tema. Tema-tema tersebut menyangkut pemikiran filsafat,
politik, ekonomi, agama dan yang lainnya. Pemikiran filsafat Yunani
pertama kali berkembang di Yunani berabad-abad yang lalu. Hasilhasil
pemikiran filsafat Yunani ini, kemudian dikembangkan oleh para
filusuf Islam pada abad ke-7 dan ke-8, sehingga pada masa ini
dunia Islam mengalami kejayaan. Terjadi kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran, kimia, matematika,
bahasa, dan yang lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam
pada saat itu dapat ditulis menjadi sebuah penulisan sejarah
intelektual. Untuk melihat sejarah intelektual dunia Islam, maka harus
melacaknya ke belakang pada perkembangan filsafat di Yunani.

Zaman Bercocok Tanam

Kelompok-kelompok kecil pada masa bercocok tanam makin bertambah
besar, karena masyarakat telah mulai menetap dan hidup lebih teratur.
Kelompok-kelompok perkampungan tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan
yang lebih besar misalnya klan, marga dan sebagainya yang menjadi dasar
masyarakat Indonesia sekarang.


Kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks setelah mereka tidak
saja tinggal di goa-goa, tetapi juga memanfaatkan lahan-lahan terbuka
sebagai tempat tinggal. Dengan bertempat tinggal menetap mereka
mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mengembangkan
teknologi pembuatan alat dari batu. Perubahan cara hidup dari mengembara
ke menetap akhirnya berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan
lainnya. Cara hidup berburu dan meramu secara berangsur-angsur mulai
ditinggalkan. Mereka memasuki tahapan baru yaitu bercocok tanam ini
merupakan peristiwa penting dalam sejarah perkembangnan dan peradaban
manusia. Dengan penemuan-penemuan baru, mereka dapat menguasai
alam, terutama yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup
mereka. Ada jenis-jenis tumbuhan mulai dibudidayakan dan bermacammacam
binatang mulai dijinakkan.


Dengan perkembangannya cara bercocok tanam dan bertani, berarti
banyak hal yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut yang
tidak mungkin dapat dipenuhi sendiri. Kondisi inilah yang kemudian
mendorong munculnya kelompok-kelompok spesialis atau undagi, misalnya
kelompok ahli pembuatan rumah, pembuatan gerabah, dan pembuatan
alat-alat logam.
Gambar: Manusia purba sedang membuat alat
Sumber: Nugroho Notosusanto (1992: 20)
Pada tahapan berikutnya, kegiatan pertanian membutuhkan
satu organisasi yang lebih luas yang berfungsi untuk
mengelola dan mengatur kegiatan pertanian tersebut. Dari
organisasi itu kemudian menumbuhkan organisasi masyarakat
yang bersifat chiefdoms atau masyarakat yang sudah
berkepemimpinan. Dalam masyarakat yang demikian itu
sudah dapat dibedakan antara pemimpin dan yang dipimpin.
Pengakuan terhadap pemimpin tidak sekadar karena faktor
keturunan, tetapi juga dianggap mempunyai kekuatan yang
lebih dan berkedudukan tinggi. Para pemimpin tersebut
sesudah meninggal arwahnya tetap dihormati karena
kelebihan yang dimilikinya itu. Untuk menghormati sang
arwah, dibangunlah tempat-tempat pemujaan seperti tampak
pada peninggalan-peninggalan punden berundak. Selain dapat
menunjukan tempat pemujaan arwah, keberadaan punden
berundak juga dapat menjadi bukti adanya masyarakat yang sudah
berkepemimpinan. Punden berundak merupakan bangunan tempat
melakukan upacara bersama. Dalam melaksanakan upacara itu, juga
dipimpin oleh seorang pemimpin yang disegani oleh masyarakatnya.
Pada masa itu ada kemungkinan sudah terbentuk desa-desa kecil. Pada
mulanya hanya bentuk rumah agak kecil dan berdenah melingkar dengan
atap daun-daunan. Kemudian rumah seperti itu berkembang dengan bentuk
yang lebih besar yang dibangun di atas tiang penyangga. Rumah besar ini

bentuknya persegi panjang, dihuni oleh beberapa keluarga inti.
Di bawah tiang penyangga rumah digunakan untuk memelihara
ternak. Apabila musim panen tiba mereka berpindah sementara
di dekat ladang-ladang dengan membangun rumah atau gubukgubuk
darurat. Binatang-binatang piaraan mereka juga dibawa.
Tidak mustahil pada masa itu, mereka sudah menggunakan
bahasa untuk komunikasi. Para ahli menduga bahwa pada masa
bercocok tanam menetap ini, mereka sudah menggunakan
bahasa Melayu-Polenesia atau rumpun bahasa Austronesia.
Pada masa bercocok tanam mulai muncul kelompok-kelompok
profesi, hubungan perdagangan, dan adanya kontak-kontak
budaya menyebabkan kegiatan masyarakat semakin kompleks.
Situasi semacam itu tidak saja menunjukkan adanya pelapisan
masyarakat menurut kehlian dan pekerjaannya tetapi juga
Gambar: Rumah pada masa purba mendorong perkembangan teknologi yang mereka kuasai.

Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia purba hidup
sangat sulit karena keadaan alam masih belum stabil. Letusan gunung
berapi masih sering terjadi, aliran sungai kadang-kadang berpindah sejalan
dengan perubahan bentuk bumi. Karena sulitnya untuk mencari makanan,
pertumbuhan populasi manusia purba sangat sedikit dan banyak yang
meninggal dan akhirnya punah.


Manusia purba pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan selalu
berpindah-pindah mencari daerah baru yang dapat memberikan makanan
yang cukup. Pada umumnya mereka bergerak tidak terlalu jauh dari sungaisungai,
danau atau sumber-sumber air yang lain, karena binatang buruan
selalu berkumpul di dekat sumber air. Di tempat-tempat yang demikian itu
kelompok manusia prasejarah menantikan binatang buruan mereka. Selain
itu, sungai dan danau juga merupakan sumber makanan, karena terdapat
banyak ikan di dalamnya. Lagi pula di sekitar sungai biasanya tanahnya
subur dan ditumbuhi tanaman yang buahnya atau umbinya dapat dimakan.
Di danau mencari ikan dan kerang, ada pula yang memilih daerah
pedalaman. Tumpukan bekas makanan berupa kulit kerang banyak
ditemukan di pantai atau di tepi sungai. Ada juga yang memilih gua-gua
sebagai tempat sementara berdasarkan penemuan kerangka manusia yang
dikuburkan, rupanya mereka sudah mengenal semacam sistem
kepercayaan. Lama kelamaan kelompok manusia berburu dan
mengumpulkan makanan menunjukkan tanda hidup menetap, suatu
perkembangan ke arah masa bercocok tanam.


Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, mereka telah mulai lebih
lama tinggal di suatu tempat. Ada kelompok-kelompok yang bertempat
tinggal di daerah pantai, ada pula yang memilih tempat tinggal di daerah
pedalaman. Mereka yang tinggal di daerah pantai makanan utamanya
berupa kerang dan ikan laut. Bekas tempat tinggal mereka dapat ditemukan
kembali, karena dijumpai sejumlah besar kulit-kulit kerang yang menyerupai
bukit kulit kerang serta alat-alat yang mereka gunakan. Sisa-sisa makanan
yang berupa timbunan atau gugusan kulit kerang itu, yang artinya sampah
dapur. Ada pun sisa alat-alat yang ditemukan dalam gugusan kulit kerang
antara lain berupa anak panah atau mata tombak yang berbentuk khusus
untuk menangkap ikan.


Kelompok yang memilih bertempat tinggal di daerah pedalaman pada
umumnya memilih tempat tinggal di tepian sungai-sungai. Selain dari
binatang buruan, mereka juga hidup dari ikan di sungai. Kelompok yang
bergerak lebih ke pedalaman lagi, sisa-sisa budayanya sering ditemukan di
dalam gua-gua yag mereka singgahi dan untuk tempat tinggal sementara
dalam pengembaraan mereka. Gua-gua ini letaknya pada lereng-lereng
bukit yang cukup tinggi, sehingga untuk memasuki gua-gua itu diperlukan
tangga-tangga yang dapat ditarik ke dalam gua, jika ada bahaya yang
mengancam.
Untuk menghadapi berbagai ancaman, manusia itu hidup berkelompok dan
jumlahnya tidak terlalu banyak. Biasanya mereka berada agak lama di
daerah yang mengandung cukup banyak bahan makanan, terutama umbiumbian
dan dedaunan, dekat sumber air, serta dekat dengan tempat-tempat
mangkal binatang buruan. Mereka kemudian akan melakukan
pengembaraan atau berpindah ke tempat lain. Di tempat sementara ini,
kelompok berburu biasanya tersusun dari keluarga kecil dengan jumlah
kurang lebih 20 sampai 50 orang. Tugas berburu binatang dilakukan oleh
orang laki-laki sedangkan orang perempuan bertugas mengumpulkan

makan, mengurus anak, dan mengajari anaknya dalam meramu makanan.
Ikatan kelompok pada masa ini sangat penting untuk mendukung
berlangsungnya kegiatan bersama.

Penemuan benda-benda sederhana yang sangat berguna

Manusia membutuhkan begitu banyak peralatan untuk memudahkan hidup dan aktivitas kesehariannya. Saking terbiasanya, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa di balik kesederhanaan bentuk atau desain peralatan yang mereka gunakan, terdapat kisah dan sejarah tentang orang-orang hebat yang menemukannya. Berikut adalah 20 penemuan sederhana yang sangat berguna:

1. Tusuk Gigi

Tusuk gigi telah ada sebelum kedatangan manusia modern. Tengkorak gigi manusia Neanderthal dan Homo Sapiens telah menunjukkan bukti-bukti penggunaan alat untuk menusuk gigi. Ini adalah alat tertua untuk membersihkan gigi. Mesin pembuat tusuk gigi pertama kali dikembangkan pada tahun 1869 oleh Alessandro Franco, kemudian mesin serupa juga dipatenkan pada tahun 1872 oleh Silas Noble dan J.P. Cooley.

2. Jarum Jahit

Jarum jahit telah digunakan selama ribuan tahun. Penggalian yang dilakukan di kepulauan Oland, di Alby, Swedia mengungkapkan bahwa jarum yang terbuat dari tulang telah digunakan sejak 6000 tahun SM. Bahkan jarum yang terbuat dari gading juga telah ditemukan di Kostenki, Rusia yang telah berusia 30,000 tahun.

3. Sisir

Sisir adalah salah satu alat tertua yang pernah ditemukan oleh para arkeolog, yaitu sekitar 5000 tahun lalu di Persia.

4. Kancing

Kancing dari cangkang kerang sudah dikenal sebagai ornament di Peradaban Lembah Indus pada tahun 2000 SM.

5. Peniti

Peniti awal mulanya berasal dari Mycenaeans sejak abad ke-14 sebelum masehi, dikenal dengan namafibulae. Peniti diciptakan kembali pada tahun 1849 oleh Walter Hunt, seorang penemu asal Amerika.

6. Sedotan

Sedotan pertama digunakan oleh kaum Sumeria (sekitar 3.500-2.300 tahun SM) yang merupakan salah satu peradaban kuno di Timur Tengah. Sedotan modern ditemukan oleh seorang pemilik pabrik kertas rokok berkebangsaan Amerika bernama Marvin C Stone. Penemuannya itu dipatenkan pada tanggal 3 January 1888.

7. Karet Gelang

Karet Gelang dipatenkan di London pada tanggal 17 Mei 1845 oleh seorang penemu dan pengusaha karet vulkanisir berkebangsaan Inggris bernama Stephen Perry.

8. Ritsleting

Pada tahun 1851, Elias Howe menerima hak paten untuk alat bernama “Automatic, Continuous Clothing Closure” yang merupakan cikal bakal resleting modern. 42 tahun kemudian yaitu pada tahun 1893, Whitcomb Judson mulai memasarkan alat serupa bernama “Clasp Locker”. Pada tahun 1913, Gideon Sundback yang merupakan seorang karyawan pada perusahaan Universal Fastener Company di Hoboken, New Jersey, Amerika Serikat telah berhasil mendesain resleting modern.

9. Penjepit Pakaian

Penjepit pakaian yang terbuat dari sepotong kayu diciptakan oleh Victor Jeremie Opdebec. Penjepit pakaian yang menggunakan per, seperti yang digunakaan saat ini, diciptakan pada tahun 1853 oleh David M. Smith yang berasal dari Springfield, Amerika Serikat.

10. Pembuka Kaleng

Makanan kaleng telah ada sejak tahun 1772 di Belanda, namun alat pembuka kaleng baru dipatenkan di Inggris pada tahun 1855. Di Amerika Serikat, pembuka kaleng pertama kali dipatenkan oleh Ezra Warner dari Connecticut pada tahun 1858, namun bentuknya masih belum praktis. Pembuka kaleng modern yang telah dilengkapi dengan roda pemotong yang berputar ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1870 oleh William Lyman.

11. Stapler dan Staples

Stapler tertua yang diketahui adalah buatan tangan di abad ke-18 untuk Raja Perancis, Louis XV. Pada tahun 1866, George McGill yang berkebangsaan Amerika menerima patent atas penemuannya yang merupakan cikal baral stapler modern, kemudian pada tanggal 18 Februari 1879, George McGill kembali menerima patent untuk penemuannya yaitu McGill Single-Stroke Staple Press, yang merupakan stapler pertama yang sukses secara komersial.

12. Klip Kertas

Menurut Early Office Museum, paten pertama untuk klip kertas dikeluarkan di Amerika Serikat kepada Samuel B. Fay, yaitu pada tanggal 23 April 1867.

13. Gantungan Pakaian

Gantungan Pakaian yang digunakan hari ini terinspirasi oleh gantungan mantel yang diciptakan pada tahun 1869 oleh O.A. North dari New Britain, Connecticut. Seorang pegawai perusahaan Timberlake Wire and Novelty Company bernama Albert J. Parkhouse yang berasal dari Jackson, Michigan juga diberi kredit atas penemuan ini, seperti halnya dengan Christopher Cann pada tahun 1876 yang merupakan mahasiswa teknik pada Boston University.

14. Pemotong Kuku

Tidak diketahui jelas siapa penemu pemotong kuku, namun hak paten untuk alat ini pertama kali dikeluarkan di Amerika Serikat pada tahun 1875 dan diberikan kepada Valentine Fogerty.

15. Tutup Botol

Tutup botol ditemukan pada tahun 1890 oleh pendiri perusahaan Crown Holdings, Inc, William Painter yang lahir di Tridelphia, Maryland, Amerika Serikat. Painter menamakan temuannya sebagai “Crown Cork” karena bentuknya yang menyerupai mahkota ratu Inggris.

16. Paku Tindis

Ditemukan pada tahun 1900an di Newark, New Jersey, Amerika Serikat oleh seseorang yang bekerja di perusahaan cuci-cetak foto bernama Edwin Moore. Setelah penemuannya, Moore meninggalkan bisnis fotografi dan mendirikan perusahaan yang bernama Moore Push-Pin Company.

17. Penjepit Rambut

Penjepit Rambut ditemukan pada tahun 1922. Selama beberapa dekade, merek dagang “Bobby Pin” dipegang oleh Bob Lepine Corporation Buffalo, New York, Amerika Serikat.

18. Cotton Buds

Ditemukan di New York pada tahun 1923 oleh Leo Gerstenzang, pria kelahiran Warsaw, Polandia yang berkebangsaan Amerika Serikat. Untuk memasarkan produknya, Leo Gerstenzang mendirikan perusahaan yang bernama Leo Gerstenzang Infant Novelty Company dengan merek “Q-Tips”.

19. Isolasi Perekat

Cikal bakal isolasi modern dikembangkan pada tahun 1930 di Minneapolis, Amerika Serikat, oleh seorang insinyur perusahaan 3M Company bernama Richard Drew.

20. Velcro

Ditemukan pada tahun 1948 oleh seorang insinyur listrik berkebangsaan Swiss yang bernama George de Mestral. De Mestral mempatenkan “velcro” temuannya pada tahun 1955.