Kamis, 01 Maret 2012

Telor dan Tempe Gosong (Renungan)

Dua puluh tahun telah berlalu, namun masih terbayang jelas kenangan
indah berikut;

Suatu malam, mama yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam mama selesai menghidangkan makan malam papa yang sangat sederhana berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong !, saya melihat mama sedikit panik, tapi tidak bi?s? berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.
Kami menunggu dengan tegang apa reaksi papa yang pulang kerja, pasti sudah capek melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa ! Papa dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan mama dengan tersenyum, dan bahkan berkata; " mama terima kasih!", dan papa terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah. Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar mama meminta maaf karena telor dan tempe yang gosong itu, dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang papa katakan:

"Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada papa, saya bertanya apakah papa benar-benar menyukai telur dan tempe gosong ?"

Papa memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata "Anakku, mama sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah capek, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "BELAJAR MENERIMA KESALAHAN ORANG LAIN, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi

Ingtlah emosi sesaat tidak akan pernah menyelesaikn masaha yang ada,dan selalulah berpikir dewasa mengapa sesuatu hal itu bs terjadi pasti punya alsan sndri!!! Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar