
Menurut laporan American Academy of Child and Adolescent Psychiatry,  lebih dari 60 persen remaja di Amerika Serikat memiliki sedikitnya satu  profil di situs jejaring sosial. Kebanyakan di antara mereka  menghabiskan lebih dari dua jam sehari untuk berinteraksi di situs  jejaring sosial.
Fenomena ini tampaknya tidak jauh berbeda dengan  apa yang terjadi di Indonesia. Penggunaan situs pertemanan seperti  Facebook sudah menjadi hal yang sangat lumrah di kalangan remaja.  Bahkan, saat ini Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan  jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan  India.
 Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari situs jejaring  ini, di antaranya dalam menjaga hubungan dengan teman, mendapatkan  kontak baru dengan rekan-rekan yang memiliki kesamaan minat, serta  berbagi ekspresi pengembangan diri seperti lewat musik dan karya seni  lainnya.
Namun, para akademisi mengatakan, penggunaan situs  jejaring sosial juga berpotensi menimbulkan efek negatif, khususnya bagi  anak-anak remaja. Risiko yang mungkin bisa terjadi di antaranya cyberbullying,  berbagi terlalu banyak informasi pribadi, berbagi foto atau video  tertentu, paparan sejumlah produk yang mungkin tidak sesuai dengan usia,  pencurian identitas, dan berkurangnya aktivitas fisik.
Akademisi  berpendapat, peran serta para orangtua untuk membantu dan mengawasi  anak-anak mereka dalam penggunaan situs jejaring sosial sangatlah  penting. Dalam risetnya, para akademisi  juga menyarankan orang tua  untuk membimbing anak-anak menggunakan situs jaringan sosial secara  bijak dan aman, melalui pola komunikasi yang terbuka kepada anak. 
Ada  beberapa bentuk pengendalian yang dapat dilakukan orang tua kepada  anak-anak mereka, dengan mengikuti beberapa petunjuk di berikut ini: 
1. Batasi akses jelajah di internet. Tujuannya, menjauhkan anak agar tidak membuka situs-situs yang berbau pornografi. 
2. Jaga informasi yang sifatnya sangat pribadi. Beritahu kepada anak untuk menjaga kerahasiaan nama lengkap, alamat (tempat tinggal) dan nomor telepon.
3.  Pasang informasi, foto,  atau video yang membuat orang merasa nyaman ketika melihatnya. Hindari  untuk memasang foto atau video yang mungkin dapat disalahgunakan orang  yang tidak bertanggung jawab.
4.  Waspadai orang tak dikenal.  Berbicara kepada anak agar berhati-hati seandainya ada orang yang tidak  dikenal meminta melakukan pertemuan tatap muka dan memberitahu kepada  mereka akan risiko dari pertemuan tersebut.
sumber :kompas.com
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar