Selasa, 20 Maret 2012

Peristiwa Westerling di Makassar

Sebagai Gubernur Sulawesi Selatan yang diangkat tahun 1945, Dr. G.S.S.J.
Ratulangie melakukan aktivitasnya dengan membentuk Pusat Pemuda Nasional
Indonesia (PPNI). Organisasi yang bertujuan untuk menampung aspirasi pemuda
ini pernah dipimpin oleh Manai Sophian.
Sementara itu pada bulan Desember 1946 Belanda mengirimkan pasukan ke
Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Raymond Westerling. Kedatangan pasukan ini
untuk “membersihkan” daerah Sulawesi Selatan dari pejuang-pejuang Republik dan
menumpas perlawanan rakyat yang menentang terhadap pembentukan Negara
Indonesia Timur.
Di daerah ini pula, pasukan Australia yang diboncengi
NICA mendarat kemudian membentuk pemerintahan sipil.
di Makassar karena Belanda melakukan usaha memecah
belah rakyat maka tampillah pemuda-pemuda pelajar
seperti A. Rivai, Paersi, dan Robert Wolter Monginsidi
melakukan perlawanan dengan merebut tempat-tempat
strategis yang dikuasai NICA. Selanjutnya untuk
menggerakkan perjuangan dibentuklah Laskar
Pemberontak Indonesia Sulawesi (LAPRIS) dengan tokohtokohnya
Ranggong Daeng Romo, Makkaraeng Daeng
Djarung, dan Robert Wolter Monginsidi sebagai Sekretaris
Jenderalnya.
Sejak tanggal 7 - 25 Desember 1946 pasukan Westerling
secara keji membunuh beribu-ribu rakyat yang tidak
berdosa. Pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda menyatakan
Sulawesi dalam keadaan perang dan hukum militer.
Pada waktu itu Raymond Westerling mengadakan aksi
pembunuhan massal di desa-desa yang mengakibatkan
sekitar 40.000 orang tidak berdosa menjadi korban
kebiadaban. Bagaimanakah pendapat kamu tentang
tindakan Raymond Westerling tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar