Kamis, 22 Maret 2012

Budidaya Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

JAMUR, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.

Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.

I. Pembuatan Kumbung

A. Penentuan Lokasi :

Sketsa Kumbung Jamur Merang

1. Sumber jerami
2. Sumber air
3. Jalan

B. Persyaratan Kumbung :
Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
Dinding luar menggunakan sterofoam.
Kumbung lebih baik ditempat

C. Perbedaan kumbung :

Foto Kumbung Jamur Merang

Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
Kumbung atas datar : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak

II. Media

1. Jerami
2. Kapur CaCO3
3. Dedak
4. Limbah kapas

a) Jerami mengandung :
Lignin
Selulosa
Silicca

b) Alternatif jerami :
Alang-alang
Eceng gondok
Batang jagung
Kelaras pisang

c) Alternatif limbah kapas :
Hampas sagu
Hampas tahu
Hampas tempe
Hampas kapuk 

III. Pembuatan Kompos

1. Lapisan atas : kompos kapas
2. Lapisan bawah : kompos jerami

IV. Memasukkan Kompos

1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam. 
4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.

V. Pasteurisasi / Steam

Peralalatan Pasteurisasi

1. Lantai kumbung dibersihkan.
2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
3. Semua ruang tertutup.
4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam 
6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.

Catatan : - bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
- bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.

VI. Penanaman Bibit

1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit.

Penebaran Bibit Jamur
7. Hari I : penanaman dilakukan sore hari.
8. Hari II : pertumbuhan miselium diperhatikan.
9. Hari III : - Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
- Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
- Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
10. Hari IV : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
11. Hari V : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
12. Hari VI : jendela di buka 30 °.
13. Hari VII : jendela di buka 45°.
14. Hari VIII : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.

VII. Pemeliharaan Media

Jamur berumur 7 hari setelah tanam

1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam. Untuk mengubah masa vegetatif menjadi masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.

2. Temperatur ruangan 34-36°C.
3. Temperatur media 34- 38°C.
4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia,
tumbuh antara hari ke V – VIII.

VIII. Panen

1. Ciri jamur siap tanam :
Bila masih ada tonjolan , panen dilakukan keesokan harinya.
Bila bulat sudah merata , jamur siap panen.

2. Cara panen jamur :
Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.
Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
Media tidak boleh terangkat.

3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):
Pasteurisasi tidak matang
Dedak tidak matang

4. Penyebab jamur pecah :
Suhu terlalu tinggi
Terlambat waktu panen.

Jika Anda berminat atau ingin tahu lebih lanjut Mohon Hubungi Teten Cahya Mulyana

Pusat Inkubator Agribisnis BBPP Lembang Telp: (022) 2786234

diambil dari : bbpp-lembang.info
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar