Selasa, 20 Maret 2012

Biografi Joko Widodo

Biografi Singkat
Joko Widodo lahir dari keluarga miskin yang tinggal di daerah bantaran kali yang kumuh di Surakarta, Jawa Tengah. Anak pertama dari empat bersaudara ini lahir dari keluarga penjual kayu, pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi . Semasa kecil ia bersekolah di SD 111 Tirtoyoso Solo, dan melanjutkan ke SMP N 1 di kota yang sama. Selepas SMP, Jokowi bersekolah di SMA 6 Solo.

Sebagai keluarga penjual kayu, Joko kecil tumbuh sebagai anak yang terbiasa hidup susah. Kadang sulit makan dan membayar sekolah adalah salah satunya. Meski begitu ia dikenal sebagai anak yang tidak nakal, walau begitu ia sangat suka main seperti anak-anak lain pada umumnya.

Kegiatan yang sering ia lakukan semasa kecil adalah memancing ikan, main layang-layang, dan bermain sepakbola. Ada cerita unik yang dilakukannya ketika kecil yaitu dirinya suka sekali mandi di sungai di belakang rumahynya sambil mencari telur bebek di dekat sungai.

Joko Widodo adalah anak laki-laki pertama di dalam keluarga, tak heran bila ia menjadi penjaga bagi tiga adik perempuannya. Karena paling besar, ia sering membantu sang ibu mengasuh adik-adiknya. Kadang mengantar mereka ke sekolah, atau membantu para adik membereskan pekerjaan rumah. Bahkan ketika adik-adiknya beranjak besar, saat ada masalah dengan pacarnya, dirinya turut membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Meski begitu, pria asli Solo ini tetap memiliki prestasi luar biasa di kelasnya. Padahal ia sendiri mengaku tak begitu rajin belajar, karena dahulu ia sering membantu orangtuanya seperti menagih pembayaran kepada pelanggan kayu atau menaikkan kayu yang sudah dibeli orang ke atas gerobak atau becak.

Lulus SMA, Joko hijrah ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang sarjana. Universitas Gajah mada (UGM) jurusan Teknologi Kayu menjadi pilihannya untuk belajar. Jurusan itu ia ambil karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi tukang kayu. Selama kuliah, ia ngekos di Yogya. Seminggu atau sebulan sekali ia pulang ke Solo naik bus.

Meski baru tingkat satu, Joko telah menemukan tambatan hati. Gadis cantik nan sederhana yang bernama Iriana menjadi kekasihnya. Dia adalah teman adiknya yang sering main ke rumahnya. Bahkan sejak kenal dengan gadis itu, Joko tak pernah pindah ke lain hati sampai memutuskan menikah pada 24 Desember 1986.

Setelah selesai kuliah, Joko bekerja di sebuah BUMN di Aceh. Tak berapa lama tepatnya hanya 1,5 tahun, ia memutuskan untuk kembali ke Solo merintis bisnis mebel dengan modal minus. Jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis mebelnya menjadi cerita tersendiri bagi Joko Widodo. Dan mebel pertama yang dibuatnya adalah bedroom set. Dulu ia hanya menjualnya di daerah Solo saja, tapi setelah tiga tahun ia mampu menjualnya hingga ke luar negeri. 

Info Tambahan
Ada cerita dibalik nama tenar Jokowi yang kini banyak dikenal orang. Nama aslinya adalah Joko Widodo, namun ketika masih aktif menangani bisnis mebel dan punya buyer asal Perancis, Mircl Romaknan. Buyer tersebut mengaku bingung, karena Mircl yang membeli mebel dari Jepara, Semarang dan Surabaya selalu bertemu dengan orang bernama Joko. Nah pas di Solo, Mircl bertemu dengannya yang juga disapa Joko. Dan untuk membedakan dengan Joko-Joko lainnya, buyer asal Perancis itu pun memanggilnya dengan nama Jokowi.

Sejak saat itulah, nama Jokowi tetap dipakainya sampai saat ia mencalonkan diri menjadi walikota Solo. Awalnya menjadi walikota bukanlah cita-citanya, karena keinginan menjadi walikota datang dari teman-temannya di Asosiasi Industri Mebel Indonesia (Asmindo) yang anggotanya adalah para pengrajin kayu. Dimana Jokowi sendiri adalah ketua Asmindo saat itu dan mereka jugalah yang menyemplungkan Jokowi ke dunia politik.

Tak seperti calon walikota pada umumnya, Jokowi lebih suka menggunakan kampanye door to door ke warganya. Ia dan wakilnya FX Hadi Rudyatmo mendatangi sendiri warga dari RT ke RT. Hampir setiap hari mereka melakukan hal tersebut. Dari puntu ke pintu mereka menyodorkan visi misinya menjadi walikota. Bahkan ketika bertemu dengan sekelompok masyarakat, ia mengajak bicara mereka . Nah dari situ pulalah Jokowi dapat mengukur apakah warga mendukungnya atau tidak.

Dengan cara-cara itulah akhirnya Jokowi mampu meraih kursi sebagai walikota Solo. Berkat gaya kepemimpinannya yang aspiratif, ia menang telak dari pesaingnya Eddy Wirabhumi-Supradi Kertamenawi pada pemilukada 2010. Dirinya pun kembali menjabat sebagai walikota Solo periode 2010 – 2015.

Saat menjadi walikota, ada beberapa gebrakan yang membuat namanya terangkat dan banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya saat ia menjadi duta mobil Esemka yang dibuat oleh siswa-siswa SMK di Solo. Bahkan Jokowi dan wakilnya menggunakan mobil Esemka menjadi mobil dinasnya. Sejak saat itulah berita soal mobil Esemka pun menyebar dan menghiasi pemberitaan di sejumlah media.

Meski sudah menjadi orang nomer satu di Solo, kecintaannya terhadap musik rock tetap melekat hingga sekarang. Hobi tersebut muncul ketika Jokowi masih duduk dibangku SMA. Grup musik rock yang disukainya adalah Sepultura, Led Zeplin, Deep Purple, Metallica, Palm Desert, Linkin Park dan Lamb Of God.

Berita & Cerita Terkini
Ketua Umum Dewan Pembina Pusat Gerindra, Prabowo Subiyanto menjelaskan alasan partainya mendukung pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama (Jokowi-Ahok) dalam pilkada DKI 2012. Dari cerita yang disampikannya pasangan cagub ini memiliki prestasi selama memimpin di daerah.

Menurutnya Jokowi mampu membangun Solo dengan program-programnya, sedangkan Ahok merupakan pemimpin yang berhasil memimpin kabupaten Belitung Timur. Ia menambahkan, Partai gerindra sendiri mendukung pasangan ini karena dinilai merupakan figur pemimpin yang bersih dan mengabdi untuk rakyat.

"Rakyat butuh pemimpin bersih, bukan pemimpin maling. Kita mencari putra baik, warga negara terbaik untuk raklyat. Tidak ada tawar menawar untuk itu," kata Prabowo.

Pasangan ini akan bertarung dengan kadidat lainnya di pilkada DKI tahun ini, yaitu pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini. Dan ada dua pasangan dari independen yakni Faisal Basri-Biem Benyamin serta Hendardji Soepandji-Riza Patria. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar